Relief Dan Sejarah Candi Penataran Blitar

Sejarah Candi Penataran mungkin tidak banyak orang yang tahu, Candi Penataran Blitar adalah sebuah komplek percandian berlatar belakang Agama Hindu.

Sesuai dengan nama sebutannya, komplek candi ini berada di desa Penataran di Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Propinsi Jawa Timur. Namun walaupun banyak orang menyebut komplek sandi ini dengan sebutan Candi Penataran atau Candi Panataran, namun menurut beberapa ahli sebenarnya candi ini memiliki nama asli Candi Palah.

Selain candi-candi di Jawa Timur seperti Candi Tikus, dan beberapa candi kecil lainnya, Candi Penataran Blitar yang merupakan candi terbesar di wilayah Jawa Timur ini lokasinya ada di kaki Gunung Kelud tepatnya di sisi sebelah barat daya, yang membuat komplek percandian ini berudara sangat sejuk dan segar.

Bagi para pengunjung, lebih tepatnya komplek candi ini memiliki koordinat GPS yaitu 8° 00’ 59.06″ S 112° 12’ 34.90″ E.

Relief Dan Sejarah Candi Sukuh Karanganyar

Relief Dan Sejarah Candi Sukuh Karanganyar. Candi Sukuh bagi banyak orang terutama masyarakat Indonesia, mungkin tidak terlalu dikenal.

Lain halnya dengan candi Borobudur atau Candi Prambanan yang sangat terkenal. Hal ini mungkin karena secara fisik candi sukuh memang tidak terlalu besar dan lokasinya juga sedikit sulit dijangkau.

Selain itu kemungkinan besar juga secara fungsi candi sukuh ini sepertinya hanya tampak seperti candi kecil biasa, berbeda dengan Candi Borobudur yang merupakan salah satu bangunan pusat kebudayaan dan keagamaan.


Sejarah Candi Sukuh Karanganyar - Lokasi


Candi Sukuh terletak tepat pada koordinat 07°37,38’ 85’’LS dan 111°07,52’ 65’’BT. Lebih tepatnya secara administratif candi sukuh berada di Dukuh Berjo, Desa Sukuh, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karang Anyar, Propinsi Jawa Tengah. Candi sukuh juga berada di lereng Gunung Lawu di ketinggian 1.186 Meter diatas permukaan laut. Ini membuat daerah candi sukuh berudara sangat sejuk dan asri.

Untuk dapat menuju candi sukuh, para pengunjung bisa mengaksesnya melalui kota Surakarta dengan jarak kurang lebih 36 kilometer, atau melalui kota Karang Anyar dan berkendara sejauh kurang lebih 20 kilometer.

Sejarah Candi Muara Takus

Sejarah Candi Muara Takus - Candi Muara Takus adalah salah satu peninggalan bersejarah dari Kerajaan Budha Sriwijaya yang sangat termasyur. Muara Takus berada di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar yang kurang lebih berjarak 135 km dari kota Pekan Baru, Riau.

Muara Takus merupakan sebuah komplek percandian yang cukup besar dan luas. Candi ini juga diyakini sebagai kompleks peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang tertua di dunia, dan juga merupakan simbol dari puncak kejayaan kerajaan itu.

Lokasinya yang tidak sulit dijangkau membuat candi ini dapat dengan mudah dikunjungi dengan perjalanan darat kurang lebih 3 jam dari Pekan Baru, Riau. Letaknya yang juga di tepi sungai Kampar Kanan dapat dicapai dengan mudah dari jalan lintas Riau - Sumetera Barat yang hanya berjarak sekitar 20 km.


Sejarah Candi Muara Takus


Sampai dengan saat ini sebenarnya belum ada satupun bukti sejarah Candi Muara Takus yang bisa menunjukkan kapan tepatnya candi ini dibangun. Tetapi secara pasti candi ini telah ada pada jaman kejayaan Kerajaan Sriwijaya.

Sejarah Candi Mendut

Sejarah Candi Mendut Lokasi Dan Latar Belakangnya. Candi mendut adalah salah satu candi Budha yang cukup penting peranannya di Jawa.

Candi Mendut terletak di sebuah desa bernama Mendut, di kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah. Letaknya sangat strategis yaitu kurang lebih 3 kilometer dari Candi Borobudur, sekitar 50 kilometer sebelah utara Kota Yogyakarta, dengan koordinat: 7.604750 S, 110.230100 E.

Letaknya yang sangat strategis membuat candi mendut cukup ramai dikunjungi para wisatawan domestik dan mancanegara setiap hari. Pada hari raya Waisak, candi Mendut akan sangat ramai sekali karena candi ini merupakan pusat prosesi awal acara peringatan Waisak sebelum prosesi bergerak menuju candi Borobudur.


Sejarah Candi Mendut


Sejarah Candi Mendut belumlah jelas karena sampai saat ini sebenarnya belum ada data yang akurat mengenai waktu persisnya candi mendut dibangun. Namun berdasarka beberapa penelitian arkeologi kemungkinan besar candi mendut didirikan pada tahun 824 Masehi. Tidak ada bukti sejarah Candi Mendut ang ditemukan di lokasi candi mendut yang menyebutkan tahun pembuatan candi ini.

Sejarah Candi Kalasan Yogyakarta

Sejarah Candi KalasanCandi Kalasan oleh sebagian orang juga dikenal dengan nama Candi Kalibening. Candi ini terletak di sebuah desa kecil di pinggiran kota Yogyakarta yaitu Desa Kalibening, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih tepatnya dengan koordinat 7° 46′ 2.33″S 110° 28′ 20.04″E.

Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Yogyakarta membuat candi mungil ini termasuk salah satu obyek wisata yang lumayan banyak dikunjungi oleh para wisatawan.

Selain itu letaknya yang tidak jauh dari candi Prambanan juga membuat para wisatawan akan mampir mengunjungi candi ini selalin mengunjungi candi Prambanan yang jauh lebih megah.

Letaknyapun tidak terlampau sulit untuk dijangkau, dan bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 – 30 menit dari Yogyakarta, dan sekitar 5 - 10 menit dari Candi Prambanan. Sangat juga dengan Candi Keraton Ratu Boko, Candi Pawon, dan Candi Plaosan.


Sejarah Candi Kalasan - Latar Belakang 


Sejarah Candi Kalasan berawal dari sebuah prasasti bernama Prasasti Kalasan, berbahasa Sanskerta ditemukan tidak jauh di lokasi candi. Prasasti itu ditulis dengan menggunakan huruf Pranagari, dan berangka tahun 778 Masehi. Pada prasasti itu disebutkan mengenai pembangunan sebuah tempat suci untuk menghormati Dewi Tara, dan sebuah Vihara bagi para pendeta Budha. Pembangunan ini disebutkan berlangsung pada masa pemerintahan Maharaja Tejapurnapana Panangkaran atau yang disebut juga sebagai Rakai Panangkaran yang berasal dari dinasti Syailendra.

Sejarah Candi Dieng Wonosobo (Banjarnegara)

Sejarah Candi Dieng Wonosobo - Dataran Tinggi DiengCandi Dieng Wonosobo, begitu yang lebih dikenal oleh masyarakat luas, walaupun sebenarnya candi ini berada di Banjarnegara. Merupakan kompleks percandian yang sangat luas yang terletak di sebuah dataran tinggi bernama Dieng.

Dataran tinggi Dieng sendiri sebenarnya merupakan sebuah dataran vulkanik aktif yang sangat luas, dan bisa dikatakan sebagai gunung berapi raksasa. Sebagian orang menyebut tempat ini dengan Dieng Plateu, ada juga yang menyebut Gunung Dieng.

Daratan tinggi Dieng teletak di sekitar Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, dan berada di sebelah barat Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Dieng terletak pada ketinggian sekitar 2.000 meter di atas permukaan laut. Sebagai gunung vulkanik aktif, dataran tinggi ini juga memiliki beberapa kawah yang masih sangat aktif yang tersebar di beberapa tempat dengan jarak yang cukup berjauhan.

Posisinya yang cukup tinggi membuat suhu udara di kawasan ini sangat dingin bagi orang Indonesia. Pada siang hari suhu udara pada kisaran 15°-20° Celsius, dan 10°Celcius pada malam hari. Sedangkan pada bulan-bulan tertentu suhu bisa mencapai 0° Celsius.

Sejarah Candi Cangkuang Garut

Sejarah Candi Cangkuang Garut adalah sebuah candi Hindu yang berada di Kampung Pulo, di desa cangkuang Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Letak Candi Cangkuang ini cukup unik karena berada di sebuah puncak bukit kecil yang dikelilingi oleh sebuah Situ atau Danau yaitu Situ Cangkuang.

Letak situs candi ini lebih tepatnya berada pada koordinat Google Maps -7.101989 +107.919483. Melihat letaknya yang berada di tengah danau, maka tentu untuk menuju ke situs ini kita akan memerlukan sebuah rakit atau sampan. Situs ini berada pada jarak sekitar 3 kilometer dari pusat kota garut, dan bisa ditempuh dengan menggunakan jasa delman, ojek, atau bisa juga dengan berjalan kaki.

Selain terdapat sebuah situs candi, di areal Candi Cangkuang Garut ini juga terdapat sebuah makam kuno dari batu yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai makam Embah Dalem Arief Muhammad yang diyakini sebagai sesepuh pendiri daerah tersebut. Disamping itu, di kawasan Kampung Pulo ini juga terdapat cagar budaya yang berupa pemukiman adat masyarakat Kampung Pulo yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik.


Sejarah Candi Cangkuang Garut - Latar Belakang Ditemukannya


Asal muasal nama Candi Cangkuang Garut diambil dari nama desa tempat di mana situs ini berada. Cangkuang sendiri sebenarnya adalah sebuah nama pohon yaitu Pohon Cangkuang. Pohon Cangkuang memang banyak ditemukan di daerah ini, dan ini yang membuat desa ini disebut dengan nama Desa Cangkuang.

Sejarah Candi Gedong Songo Semarang

Sejarah Candi Gedong Songo Semarang. Candi Gedong Songo merupakan sebuah kompleks percandian peninggalan Hindu. Lokasi Candi Gedong Songo ada di Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Jawa Tengah dengan koordinat -7.210290, +110.342010.

Letaknya yang berada di ketinggian 1.200 mdpl tepat di kaki Gunung Ungaran membuat suhu udara di kawasan candi menjadi sangat sejuk yaitu sekitar 19° - 27° Celcius. Mungkin kondisinya sangat mirip dengan di atau Candi Cetho.

Situs candi ini berada pada jarak sekitar 15 kilometer dari kota sejuk Ambarawa dan sangat mudah untuk dicapai. Dari kota semarang hanya berjarak sekitar 45 kilometer saja. Sedangkan untuk menuju kompleks candi ini kita juga akan sekaligus melewati obyek wisata Bandungan yang berada tepat di bawah komplek candi, berjarak sekitar 10 menit.


Sejarah Candi Gedong Songo Semarang Masih Sebuah Misteri 


Sampai dengan saat ini para ahli arkeologi belum dapat menemukan satupun bukti sejarah candi gedong songo mengenai tahun pembangunan kompleks Candi Gedong Songo berikut latar belakang pembangunannya. Namun dilihat dari bentuk arsitektur dan lokasinya, bisa diprediksi bahwa kompleks candi ini dibuat pada masa pemerintahan dinasti Sanjaya Hindu di Jawa yaitu sekitar abad ke-8.

Letak candi yang berada di perbukitan juga menunjukkan fungsinya yaitu sebagai tempat untuk pemujaan. Karena menurut kepercayaan Hindu pada masa itu, gunung dianggap sebagai kahyangan atau surga tempat para dewa. Selain itu kesimpulan tersebut juga bisa diambil dari ciri bentuk bangunan yang sangat mirip dengan kompleks Candi Dieng.

Sejarah Candi Cetho Karanganyar

Sejarah Candi Cetho KaranganyarCandi Cetho Karanganyar adalah sebuah candi Hindu yang berlokasi di Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Letaknya cukup tinggi yaitu di ketinggian 1.400 mdpl.

Candi Cetho Karanganyar mempunyai latar belakang yang hampir sama dengan Candi Sukuh yang juga berada di Kabupaten Karanganyar.

Nama Cetho sendiri merupakan sebutan yang diberikan oleh masyarakat sekitar yang juga adalah nama dusun tempat situs candi ini berada.

Cetho dalam Bahasa Jawa mempunyai arti “jelas”, ini karena di dusun Cetho ini orang dapat melihat dengan sangat jelas pemandangan pengunungan yang mengitarinya yaitu Gunung Merbabu, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan di kejuhan nampak puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing. Selain itu dari dusun ini kita juga disuguhkan dengan pemandangan luas Kota Surakarta dan Kota Karanganyar yang terbentang luas di bawah.


Sejarah Candi Cetho Karanganyar - Latar Belakang


Menurut para ahli sejarah dan purbakala sejarah Candi Cetho Karanganyar ini juga dibangun pada masa yang sama dengan Candi Sukuh yaitu di sekitar abad ke-15 di akhir masa kejayaan Kerajaan Majapahit Hindu. Dibangunnya situs percandian ini pada masa keruntuhan Majapahit mempengaruhi bentuk arsitektur candi. Candi ini mempunyai bentuk yang sangat unik, sama uniknya dengan arsitektur Candi Sukuh.

Candi Cetho tidak memiliki bentuk seperti halnya pada candi Hindu di Jawa pada umumnya. Bentuknya cukup unik yaitu menyerupai bentuk punden berundak. Hal ini mendatangkan kesimpulan bahwa jatuhnya Majapahit membuat mulai munculnya kembali kebudayaan asli masyarakat sekitar.

Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto

Sejarah Candi Tikus Trowulan Mojokerto. Candi Tikus adalah sebuah situs peninggalan sejarah yang indah. Terletak di Dukuh Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur.

Lokasi tepatnya berada pada koordinat 7.571667° S 112.403611° E.

Dari kota Mojokerto para pengunjung masih harus menempuh jarak kurang lebih 13 kilometer ke arah tenggara. Setelah sampai di perempatan Trowilan di Jalan Raya Mojokerto – Jombang, belok ke arah timur.

Dari sini untuk menuju situs Candi Tikus kita juga akan melewati obyek Kolam Segaran dan Candi Bajangratu. Sekitar 600 meter kemudian kita akan sampai di lokasi situs Candi Tikus.


Sejarah Candi Tikus Awal Ditemukannya 


Pada tahun 1914 bupati Mojokerto pada waktu itu yaitu R.A.A. Kromojo Adinegoro melaporkan bahwa di sebuah lokasi pemakaman rakyat telah ditemukan sebuah miniatur candi. Berdasarkan laporan itulah kemudian dilakukan penggalian di tempat itu yang akhirnya berhasil menemukan kembali situs candi ini. Sebuah proses pemugaran kemudian dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan tahun 1985.

Sedangkan sejarah nama Candi Tikus itu sendiri sebetulnya hanya sebuah nama sebutan yang diberikan oleh masyarakat untuk candi ini. Latar belakang pemberian nama sebutan tersebut adalah karena pada saat dilakukan penggalian di situs ini, ternyata lokasi itu merupakan sarang tikus yang jumlahnya luar biasa banyak. Maka lalu masyarakat sekitar menyebutnya dengan Candi Tikus.

Dongeng Kisah Cerita Candi Prambanan Yogyakarta

Dongeng Kisah Cerita Candi Prambanan Yogyakarta. Cerita candi prambanan merupakan salah satu cerita cerita rakyat berasal dari Candi Prambanan yang sangat terkenal di daerah Jawa, khususnya Jawa Tengah. Dongeng ini juga dikenal dengan dongeng Roro Jonggrang.


Dongeng Kisah Cerita Candi Prambanan - Kerajaan Pengging Dan Boko


Dongeng kisah cerita candi prambanan diawali pada suatu ketika di zaman kerajaan dahulu kala di bumi nusantara. Tersebutlah dua kerajaan Hindu yang cukup besar di Pulau Jawa. Kerajaan tersebut adalah Kerajaan Pengging dengan rajanya yaitu Prabu Damar Moyo, dan satu lagi adalah Keraton Boko dengan rajanya Prabu Boko.

Kerajaan Pengging adalah sebuah kerajaan Hindu di Jawa yang sangat maju dan rakyatnyapun sangat makmur sentosa. Raja Pengging yaitu Prabu Damar Moyo juga adalah seorang raja yang sangat bijaksana dan baik hati. Beliau memerintah rakyatnya dengan sangat adil. Ini yang membuat Kerajaan Pengging menjadi sangat makmur dan damai. Raja Damar Moyo memiliki seorang anak laki-laki bernama Bandung Bondowoso yang sangat perkasa dan gagah berani.

Custom Search