Sejarah Candi Kalasan Yogyakarta

Sejarah Candi KalasanCandi Kalasan oleh sebagian orang juga dikenal dengan nama Candi Kalibening. Candi ini terletak di sebuah desa kecil di pinggiran kota Yogyakarta yaitu Desa Kalibening, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Lebih tepatnya dengan koordinat 7° 46′ 2.33″S 110° 28′ 20.04″E.

Lokasinya yang hanya berjarak sekitar 15 km dari pusat kota Yogyakarta membuat candi mungil ini termasuk salah satu obyek wisata yang lumayan banyak dikunjungi oleh para wisatawan.

Selain itu letaknya yang tidak jauh dari candi Prambanan juga membuat para wisatawan akan mampir mengunjungi candi ini selalin mengunjungi candi Prambanan yang jauh lebih megah.

Letaknyapun tidak terlampau sulit untuk dijangkau, dan bisa ditempuh dengan kendaraan sekitar 15 – 30 menit dari Yogyakarta, dan sekitar 5 - 10 menit dari Candi Prambanan. Sangat juga dengan Candi Keraton Ratu Boko, Candi Pawon, dan Candi Plaosan.


Sejarah Candi Kalasan - Latar Belakang 


Sejarah Candi Kalasan berawal dari sebuah prasasti bernama Prasasti Kalasan, berbahasa Sanskerta ditemukan tidak jauh di lokasi candi. Prasasti itu ditulis dengan menggunakan huruf Pranagari, dan berangka tahun 778 Masehi. Pada prasasti itu disebutkan mengenai pembangunan sebuah tempat suci untuk menghormati Dewi Tara, dan sebuah Vihara bagi para pendeta Budha. Pembangunan ini disebutkan berlangsung pada masa pemerintahan Maharaja Tejapurnapana Panangkaran atau yang disebut juga sebagai Rakai Panangkaran yang berasal dari dinasti Syailendra.


Sejarah Candi Kalasan - Bersatunya 2 Dinasti Terbesar Di Nusantara


Pada masa sekitar tahun 750 – 850 Masehi ada 2 dinasti besar yang menguasai Jawa Tengah. Di bagian utara dikuasai oleh Dinasti atau Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu. Sedangkan di wilayah selatan dikuasai oleh Dinasti Syailendra yang beragama Buddha. Dua kekuatan dinasti besar tersebut telah membuat candi-candi yang ada di kedua wilayah mempunyai 2 corak yang sangat berbeda.

Akhirnya kedua dinasti besar itu dipersatukan dengan sebuah pernikahan antara Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya dan Pramodawardhani, anak dari Maharaja Samarattungga dari Wangsa Syailendra. Pernikahan tersebut terjadi pada sekitar tahun 838 – 851 Masehi.


Sejarah Candi Kalasan


Berdasarkan Prasasti Kalasan, para pemuka agama telah menganjurkan Rakai Panangkaran untuk membangun sebuah Vihara bagi para pendeta Buddha, dan juga sebuah tempat pemujaan untuk dewi Tara. Maka kemudian Rakai Panangkaran memberikan Desa Kalasan sebagai tempat untuk didirikannya sebuah Vihara dan juga sebuah tempat pemujaan Dewi Tara tersebut.

Seorang sejarawan dari negeri Balanda bernama Van Rumond mengadakan sebuah penelitian pada tahun 1928, dan dia mengungkapkan fakta mengenai Sejarah Candi Kalasan, yaitu bahwa sebenarnya jauh sebelum candi ini dibangun telah dibangun juga bangunan lain di sekitar situs candi ini. Bangunan itu diperkirakan adalah sebuah bangunan suci berupa vihara.

Bangunan berupa vihara tersebut diyakini dibangun di tempat yang sama dengan candi. Dan berdasarkan penelitian dari bentuk candi juga disimpulkan bahwa vihara ini berukurang sekitar 45 x 45 meter, dan disimpulkan juga bahwa candi ini setidaknya telah mengalami 3 kali pembangunan atau perbaikan.

Berdasarkan dari beberapa bukti sejarah, kemudian juga disimpulkan bahwa keberadaan Candi Kalasan ini juga merupakan tanda bahwa Kerajaan Sriwijaya yang menguasai bumi Sumatera ternyata juga telah memperluas kekuasaannya di tanah Jawa. Rakai Panangkaran kemudian diketahui menjadi raja Kerajaan Mataram Hindu yang kedua.

Berdasarkan prasasti Kalasan tersebut, seorang peneliti bernama Prof.DR.Casparis meyakini bahwa pada saat itu candi ini dibangun secara bersama antara Hindu dan Buddha. Candi Kalasan ini telah dipugar sebanyak 2 kali yaitu pada tahun 1927 dan 1929.

Sejarah Candi Kalasan Yogyakarta - Sisi Utara


Arsitektur Candi Prambanan


Candi Kalasan merupakan sebuah candi dengan persegi panjang dengan ukuran sekitar 34 meter x 45 meter. Namun dengan alas di bawahnya yang memiliki bentuk bujur sangkar berukuran 45 x 45 meter dengan perkiraan ketinggian 20 meter dari permukaan tanah, maka diperkirakan candi ini memiliki tinggi keseluruhan sekitar 34 meter.

Walaupun bangunan ini memiliki 4 buah pintu dengan 2 buah tangga, akan tetapi hanya pintu yang di timur yang dapat dimasuki menuju ke dalam candi.

Badan candi berbentuk bujur sangkar dengan banyak lekukan yang didalamnya pada mulanya berisi berbagai bentuk arca. Namun banyak dari arca tersebut telah hilang atau rusak. Sedangkan di bagian dalam candi terdapat sebuah ruangan yang berisi semacam alas dari batu yang diyakini sebelumnya adalah tempat untuk meletakkan patung Dewi Tara.

Patung Dewi Tara sendiri sudah tidak berada pada tempatnya. Diperkirakan patung Dewi Tara ini berupa sebuah patung dari perunggu dengan tinggi sekitar 6 meter.

Atap candi berbentuk persegi delapan yang dihiasi dengan patung Buddha dan stupa-stupa kecil dengan tinggi sekitar 4,6 meter sebanyak 52 buah.

Sejarah Candi Kalasan Yogyakarta


Sejarah Candi Kalasan - Uniknya Candi Kalasan


Satu hal yang cukup unik yang bisa ditemukan dari Candi Kalasan ini yaitu Vajralepa atau Bajralepa, yaitu semacam lapisan plester untuk melapisi bagian luar candi terutama pada reliefnya. Bajralepa ini sangat jarang ditemui pada bangunan candi lainnya di Indonesia. Namun bajralepa ini bisa ditemui di sebuah candi yang berada tak jauh dari candi Kalasan, yaitu Candi Sari.

Kedua candi ini memiliki kemiripan arsitektur. Selain bajralepa, hal menarik lainnya adalah candi ini memiliki relief yang dipahat dengan sangat halus sekali. Reliefnya berupa sulur-sulur, ceruk, relung, stupa, dan juga pahatan arca-arca manusia kerdil yang disebut dengan Gana.

Walaupun banyak sekali potongan batu yang telah melalui proses pemugaran dan penataan ulang, namun ternyata banyak sekali bagian candi yang telah hilang. Ini membuat masih banyak sekali bagian candi yang hanya diletakkan begitu saja, dan tidak sesuai dengan posisinya sedia kala. Namun lepas dari itu Candi Kalasan merupakan salah satu situs sejarah yang sangat indah dan layak untuk dikunjungi. --Sejarah Candi Kalasan--

**Candi Dieng


Incoming search terms :

candi kalasan, sejarah candi kalasan, gambar candi kalasan, candi kalibening, barjalepa, dewi tara, candi sari, prasasti kalasan, wangsa syailendra, wangsa sanjaya

5 comments:

Unknown said...

wuiihh infonya sangat membantu. kereenn deh pokoknya gan!
Terima kasih yaa #pencetlangsungstart 0818.272.580(XL)

Unknown said...

terimakasih. sangat membantu

Unknown said...

Saya kesana ..indah sekali candinya ..megah...i love it

Unknown said...

Cantik dan megah candinya...sayang ditutup..jd kami loncat pagar utk bisa foto2...gak papa lahh

Unknown said...

Wahhhhhhhhhhhhh bagus candinya

Custom Search